International Standards Organization (ISO) telah menciptakan model secara luas untuk industri, atau framework, untuk mendefinisikan aturan-aturan jaringan yang harus dilakukan untuk komunikasi yang handal. Model jaringan ini dibagi menjadi layer, yang masing-masing layer mempunyai fungsi yang berbeda dalam proses komunikasi. Lalu, mengapa harus dibuat layer? Paket data harus melalui beberapa tahapan dan proses. Untuk menstandarkan proses, harus digunakan sebuah model yang menunjukan bagaimana data dikirimkan, diseleksi, dibongkar-muat, dan diantarkan ke tujuan. Pada proses inilah yang disebut model jaringan. Keberadaan model jaringan menyediakan sebuah framework untuk standar implementasi dan protocol yang digunakan oleh mesin dan perangkat untuk berkomunikasi. Sehingga proses dan pekerjaan dipisah ke dalam kelompok logika yang disebut layer.
————————————————————————————————————
OPEN SYSTEM INTERCONNECTION (OSI)
Model referensi dalam komunikasi data yaitu standarisasi antar vendor komputer untuk berkomunikasi. Pada model referensi OSI (Open System Interconnection), komunikasi data jaringan dibagi menjadi 7 layer yang bekerja dalam sebuah pengiriman maupun penerimaan data. Sedangkan dalam model referensi TCP/IP, komunikasi tersebut dibagi menjadi 5 layer. Masing-masing layer bertanggung-jawab secara khusus pada proses komunikasi data.
Layer OSI |
Model referensi OSI dibagi dalam dua kelompok yaitu upper layer dan lower layer. Upper layer fokus pada aplikasi pengguna dan bagaimana fiile direpresentasikan di komputer. Sedangkan lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual. Untuk network engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah lower layer, sedangkan untuk network analyst, tentu akan bergelut dalam upper layer, namun tetap tidak menghiraukan lower layer.
Dalam model referensi Open System Interconnection, maksud dari "open" disini adalah untuk menyatakan model jaringan yang melakukan interkoneksi tanpa memandang perangkat keras (hardware) yang digunakan, sepanjang software komunikasi sesuai dengan standar.
Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu designer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protocol jaringan dan metode transmisi. Model ini dibagi menjadi 7 layer dengan karakteristik dan fungsinya masing-masing. Tiap layer harus dapat berkomunikasi dengan layer di atasnya maupun di bawahnya secara langsung melalui serentetan protokol dan standar.
Dibawah ini merupakan penjelasan-penjelasan singkat mengenai karakteristik dari tiap-tiap layer beserta fungsi masing-masing layer :
LAYER NAME | KETERANGAN |
Application | Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini juga merupakan interface atau antarmuka yang menghubungkan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan membuat pesan apabila terjadi kesalahan. Protokol yang bekerja pada layer ini antara lain FTP, SMTP, HTTP, POP3, dll. |
Presentation | Layer ini berfungsi untuk mengkonversi data kedalam format yang dapat dibaca dan ditransmisikan melalui jaringan. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, dan enkripsi. |
Session | Layer ini berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat serta melakukan resolusi nama. Protokol pada lapisan ini antara lain NETBIOS, ASDP, PAP, dll. |
Transport | Memecah data menjadi beberapa segmen yang masing-masing segmen memiliki nomer urut sehingga dapat disusun kembali oleh perangkat penerima; membuat tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement); mengirim ulang paket-paket yang hilang (retransmission), dan menyediakan penanganan eror (error handling). Protokol pada layer ini adalah TCP dan UDP. |
Network | Pada umumnya, layer ini merupakan layer yang bertanggung jawab atas pengalamatan (addressing) seperti mendefinisikan alamat IP, melakukan routing (menentukan rute yang harus digunakan), dll. Protokol pada layer ini antara lain IP. Dan device pada layer ini yaitu router dan switch layer 3. |
Data-link | Menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokan menjadi format frame, mengkoreksi kesalahan, flow control, pengalamatan hardware, dan menentukan bagaimana perangkat jaringan dapat beroperasi. Layer ini terbagi lagi menjadi 2 sub-layer, yaitu :
Device layer ini adalah switch layer 2 dan bridge. |
Physical | Layer ini mendefinisikan media transmisi jaringan yang digunakan, metoda pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan, topologi, dan pengkabelan jaringan. Intinya, layer ini berfungsi untuk melakukan proses pengiriman data via media transmisi (seperti kabel) dan menjaga koneksi fisik antar sistem. Device seperti hub dan repeater ada pada lapisan ini. |
Bagaimana proses pengiriman data pada model ini? Gambar berikut merupakan gambaran bagaimana proses pengiriman data yang terjadi pada tiap layer OSI.
Skema Enkapsulasi & Dekapsulasi |
Ketika data ditransfer melalui jaringan, data tersebut harus melewati ke-7 layer dari satu terminal, mulai dari layer aplikasi sampai physical layer. Kemudian di sisi penerima, data tersebut melewati layer physical terlebih dahulu kemudian sampai ke layer aplikasi. Pada saat data melewati satu layer dari sisi pengirim, maka akan ditambahkan satu header sedangkan pada sisi penerima header dicopot sesuai dengan layernya.
————————————————————————————————————
TCP/IP
TCP/IP (Transmission Control Protocol) dikembangkan sebelum model OSI ada. Namun demikian lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI. Protokol TCP/IP hanya dibuat atas lima lapisan saja yaitu layer physical, network, internet, transport dan application.
Lapisan aplikasi pada TCP/IP mencakup tiga lapisan OSI teratas. Layer ke-4 atau transport layer pada TCP/IP mendefinisikan 2 buah protokol yakni Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP). Sementara itu pada lapisan ke-3 atau internet layer mendefiniskan Internetworking Protocol (IP), namun ada beberapa protokol lain yang mendukung pergerakan data pada lapisan ini.
Hubungan OSI & TCP/IP |
Gambar di atas menunjukan keterkaitan antara kedua model referensi (TCP/IP dan OSI). Kemudian, berikut adalah tabel yang menjelaskan fungsi dari masing-masing layer dalam TCP/IP.
LAYER NAME | KETERANGAN |
Application | Layer ini merupakan kombinasi dari 3 layer pada OSI yaitu application, presentation, dan session yang menyediakan komunikasi diantara proses atau aplikasi pada host yang berbeda. |
Transport | Pada lapisan ini ada 2 protokol yang bekerja yaitu : - UDP (User Datagram Protocol), adalah protokol yang bekerja dengan metoda connectionless oriented. - TCP (Transport Control Protocol), adalah protokol yang bekerja dengan metoda connection oriented. |
Internet | Layer ini berkaitan dengan routing data dari sumber ke tujuan. Protokol pada lapisan ini adalah IP, dan didukung oleh protokol RARP, ICMP, ARP, dan IGMP. |
Network | Berkaitan dengan logical interface diantara satu ujung sistem dan jaringan, serta melakukan fragmentasi atau defragmentasi datagram. Adapula yang beranggapan bahwa lapisan ini merupakan lapisan fisik sehingga TCP/IP dianggap hanya memiliki 4 layer. |
Physical | Pada lapisan ini ditentukan karakteristik media transmisi, rata-rata pensinyalan, serta skema pengkodean sinyal dan sarana sistem pengiriman data ke device yang terhubung ke network. |
Proses enkapsulasi dan dekapsulasi pada model referensi TCP/IP tidak jauh berbeda dengan model referensi OSI. Saat data melewati sebuah layer maka akan ditambahkan sebuah header pada data tersebut.
Packet Data Unit (PDU) pada model TCP/IP berbeda di setiap layernya. PDU pada tiap layer adalah PDU pada layer di atasnya yang ditambah dengan header dan trailer. Berikut spesifikasi PDU pada tiap layer dalam TCP/IP :
Application -> Datagram = informasi dari brainware + header & trailer
Transport -> Segment = datagram + header & trailer
Internet -> Packet = segment + header & trailer
Network -> Frame = packet + header & trailer
Physical -> Bitstream = frame + header & trailer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar