Selasa, 27 Desember 2011

Unguided Media Transmisi

Un-guided media yaitu media transmisi yang tidak terlihat oleh mata, namun dapat dirasakan manfaatnya. Beberapa contoh media ini yaitu sinyal dan gelombang elektromagnetik. Ada beberapa materi yang perlu dipahami mengenai media tanpa bentuk fisik ini. Diantaranya adalah radiowave, microwave, infrared, FHSS, DSSS, standarisasi wireless 802.11, standarisasi wireless 802.16, dan juga topologi wireless. Hal-hal tersebut akan sangat berkaitan dengan perencanaan jaringan tanpa kabel.

Radio Wave, yaitu sinyal wireless yang bekerja pada frekuensi 10 KHz - 1 GHz (radio frekuensi). Sinyal ini bekerja dengan metoda multicast (broadcast termasuk didalamnya) atau dengan skema one to many ataupun point to multipoint. Keuntungan dari menggunakan radiowave adalah tidak berkabel (tentunya), murah, dan fleksibel. Namun adapula kekurangannya yaitu adanya kemungkinan pencurian data, noise, kemudian range yang terbatas dibanding media wireless lainnya.

Micro Wave, yaitu sinyal yang bekerja pada frekuensi 300 MHz - 300 GHz. Sinyal ini menggunakan metoda unicast atau point to point. Sinyal ini terbagi 2 jenis yaitu terrestrial dan satellite microwave. Keuntungan dari menggunakan media ini adalah memungkinkan untuk melakukan komunikasi point to point maupun broadcast. Namun adapula kekurangannya yaitu peralatannya mahal, harus dalam keadaan LoS (Line of Sight atau transmisi data dalam keadaan lurus, tidak terpantul, dan tanpa halangan), memiliki prinsip athmospheric attenuation (performa dipengaruhi oleh cuaca), kemudian adanya propagation delay.

Infrared, yaitu sinyal yang dapat digunakan untuk
jaringan memakai radiasi infrared. Infrared sendiri merupakan bagian dari spectrum electromagnetic. Transmisi ini menggunakan diode sebagai jalur data. Dapat melakukan komunikasi point to point maupun broadcast. Point to point infrared bekerja pada frekuensi 100 GHz - 1000 THz, sedangkan broadcast infrared dapat bekerja pada frekuensi 100 GHz - 1000 THz.

FHSS (Frequency Hop Spread Spectrum) yaitu metode komunikasi yang memungkinkan adanya lompatan frekuensi (frequency hop) pada saat komunikasi berlangsung. Selanjutnya adalah DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum) yaitu metode komunikasi wireless dimana semua sinyal komunikasi disebar di seluruh spectrum frekuensi. Kedua frekuensi ini bekerja pada frekuensi 1 Mbps, 2 Mbps, dan 10 Mbps serta bekerja pada WLAN. Kelebihan dari kedua metoda ini adalah anti jam dan noise, serta lebih cepat di deteksi. Sedangkan kekurangannya adalah waktu akuisi yang lama, membutuhkan genetrator kode, dan ada masalah near-far.

Standarisasi wireless 802.11 adalah standarisasi mengenai jaringan wireless dalam ruangan (indoor). Standar ini berhubungan dengan wi-fi. Sedangkan standarisasi wireless 802.16 adalah standarisasi mengenai jaringan wireless luar ruangan (outdoor). Standar outdoor ini berhubungan dengan wimax.

Topologi wireless adalah gambaran bagaimana node-node terhubung dengan menggunakan media gelombang electromagnetic. Tentunya sulit menggambarkan keterhubungan komputer dengan menggunakan wireless. Oleh karena itu topologi wireless bukanlah aturan bagaimana penataan komputer dengan komponen-komponennya, tetapi bagaimana komputer tersebut terkoneksi dengan yang lainnya. Jadi, topologi wireless terbagi 2 yaitu topologi ad hoc dan topologi infrastruktur. Topologi ad hoc yaitu topologi wireless tanpa perantara, sedangkan topologi infrastruktur yaitu topologi yang menggunakan perantara berupa access point. Teknologi dari wireless itu sendiri antara lain EVDO (Evolution Data Only), 4G, dan Wimax.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar