Minggu, 20 November 2011

Subnetting dan Supernetting

Dalam mempelajari IP address, tentu kita mengetahui bahwa ketetapan jumlah host dari sebuah network telah ditentukan oleh kelas IP yang digunakan.
Sebagai contoh, IP kelas C menetapkan bahwa jumlah host yang ada adalah 254 host. Lalu, bagaimana jika kita hendak membuat sebuah jaringan komputer dengan 62 host dan menggunakan IP kelas C? Bukankah 192 alamat akan tidak terpakai dan terbuang sia-sia? Jika hal tersebut terjadi tentu akan menyebabkan proses routing tidak efisien jika router harus men-scan 254 alamat yang sebagian besar tidak terpakai.

Teknik subnetting dan supernetting diciptakan untuk mengatasi hal tersebut. Subnetting adalah pemecahan network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil, sedangkan supernetting yaitu penggabungan beberapa subnetwork kecil menjadi sebuah network yang lebih besar.

Untuk kali ini saya hanya akan membahas mengenai subnetting. Ada 2 cara yang dapat digunakan dalam melakukan penghitungan subnetting, yaitu :
  • Penghitungan manual 
  • Penghitungan dengan menggunakan software (download
Selain 2 cara di atas, anda juga dapat menghitung nilai subnetting secara online pada situs web penghitung subnetting VLSM.Walaupun saat ini penghitungan subnetting sudah dapat menggunakan software yang akan memudahkan proses penghitungannya, namun sangat baik jika kita dapat mengetahui bagaimana
proses penghitungan manualnya.

————————————————————————————————————

KALKULASI SUBNETTING
Pada dasarnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah :
  1. Jumlah Subnet
  2. Jumlah Host per Subnet
  3. Blok Subnet 
  4. Alamat Host - Broadcast (Host & Broadcast Address)
Untuk melakukan subnetting pada jaringan, yang perlu kita lakukan adalah kostumisasi nilai netmask. Dalam postingan terdahulu saya telah membahas mengenai masking. Mari kita ingat-ingat kembali bahwa nilai default netmask adalah sebagai berikut :
Nilai netmask default antara lain :
  1. Kelas A = 255.0.0.0
  2. Kelas B = 255.255.0.0
  3. Kelas C = 255.255.255.0
Nilai netmask default menggunakan prefix antara lain :
  1. Kelas A = xxx.xxx.xxx.xxx/8
  2. Kelas B = xxx.xxx.xxx.xxx/16
  3. Kelas C = xxx.xxx.xxx.xxx/24

Lalu, berapa nilai masking yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Tabel berikut adalah jawabannya


Subnet Mask
Prefix
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

Jika anda ingin memperoleh keterangan lebih rinci mengenai tabel pembuatan subnet berdasarkan kelas IP, silahkan klik disini.

Sebagai contoh, mari kita hitung subnetting yang terbentuk dari network address 192.168.1.0/26.
Langkah kerja :
Analisa terlebih dahulu kelas IP dan netmask dari network address tersebut. IP 192.168.1.0 adalah IP kelas C, dan karena prefix dari network address tersebut adalah /26, maka netmasknya adalah 255.255.255.192 yang diperoleh dari 11111111.11111111.11111111.11000000.
Kemudian lakukan penghitungan jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, host address dan broadcast address yang valid.
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya logic 1 pada oktet terakhir (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A).
Jadi, banyaknya subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah banyaknya logic 0 pada oktet terakhir (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A)
Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 - 192 = 64, dimana 256 merupakan jumlah bilangan dalam satu oktet dalam decimal dan 192 adalah jumlah logic 1 pada oktet terakhir (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128 + 64 = 192.
Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Network dan Broadcast Address, berikut adalah tabel jawabannya



Subnet
192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Range IP
192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

————————————————————————————————————

JENIS-JENIS SUBNETTING
Kali ini kita akan membahas mengenai jenis-jenis subnetting. Subnetting terbagi 2 metode yaitu :
  1. Classless Inter-Domain Routing (CIDR) 
  2. Variable Length Subnet Mask (VLSM) 

Contoh soal di atas merupakan salah satu contoh sederhana dari subnetting CIDR. Berikut penjelasan singkat mengenai CIDR dan VLSM.

CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
Metode ini digunakan ketika sebuah jaringan komputer akan dibagi menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang sama rata. Misalnya sebuah perusahaan yang memiliki komputer sebanyak 100 unit yang akan dihubungkan atau dikoneksikan dan dibagi sama rata menjadi 5 ruangan yang masing-masing 20 komputer. Contoh tersebut menjelaskan bahwa setiap subnet memiliki jumlah host yang sama rata.
Contoh :
Sebuah instansi menggunakan main IP 222.168.0.0/24 akan dibagi menjadi 4 subnet. Hitung alokasi IP masing-masing subnet!
Maka :
256 : 4 = 64 host; dimana 256 merupakan jumlah total 8-bit bilangan biner yang dikonversikan ke bilangan decimal, dan 4 adalah jumlah subnet yang akan dibentuk.
Blok subnet = 0, 64, 128, dan 192
64 host = 26
6-bit logic 0, sehingga ada 26-bit logic 1. Maka prefix dari subnettingnya adalah /26.
Berikut adalah alokasi subnetting-nya :



222.168.0.0/26
s/d
222.168.0.63/26
222.168.0.64/26
s/d
222.168.0.127/26
222.168.0.128/26
s/d
222.168.0.191/26
222.168.0.192/26
s/d
222.168.0.255/26

Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa metode CIDR mengalokasikan IP address di setiap subnet sebanyak 64 host.

VLSM (Variable Length Subnet Mask)
Metode ini digunakan ketika sebuah jaringan komputer akan dibagi menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing subnet. Misalnya sebuah perusahaan akan membangun jaringan komputer yang akan dibagi menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 110 host, 12 host, dan 61 host. Berdasarkan ilustrasi tersebut digambarkan bahwa setiap subnet memiliki jumlah host yang tidak sama, sesuai kebutuhan masing-masing subnet.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung subnetting dengan VLSM yaitu :
  1. Tentukan identitas/range network awal.
  2. Tentukan range network setiap subnet, dengan cara menentukan masking setiap subnet menggunakan 2n.
  3. Urutkan prioritas pemberian alokasi alamat IP dari subnet yang range-nya lebih besar.

Contoh :
Tentukan alokasi 4 subnet dari IP 222.168.0.0/24 dengan kebutuhan masing-masing subnet 5 host, 15 host, 25 host, dan 35 host!
Pertama, tentukan range address awal :
222.168.0.0 s/d 222.168.0.255
Kedua, tentukan range network setiap subnet :
Subnet 1 --- 5 PC + 2 = 7, ambil pendekatan 8 = 23 (/29)
Subnet 2 --- 15 PC + 2 = 17, ambil pendekatan 32 = 25 (/27)
Subnet 3 --- 25 PC + 2 = 27, ambil pendekatan 32 = 25 (/27)
Subnet 4 --- 35 PC + 2 = 37, ambil pendekatan 64 = 26 (/26)
Ketiga, urutkan range network :
4 - 3 - 2 - 1
Terakhir, bentuk subnetting-nya :

Subnet 4
222.168.0.0/26
s/d
222.168.0.63/26
Subnet 3
222.168.0.64/27
s/d
222.168.0.95/27
Subnet 2
222.168.0.96/27
s/d
222.168.0.127/27
Subnet 1
222.168.0.128/29
s/d
222.168.0.135/29



Referensi :
http://rizqtech.net/

4 komentar: